Saya tidak akan bercerita tentang apa itu malam. Karena saya tidak suka malam. Saya selalu takut ketika malam. Takut keluar kamar mandi. Takut sepi. Takut Gelap. Apalagi kalo sudah tidur, saya paling takut kalau tidak dibangunkan lagi (Oh, please JANGAN.)
Pun terlebih lagi, dalam setiap malam pikiran saya selalu menerawang. Jauh. Macam-macam. dan terkadang membuat saya makin takut, atau kadang justru bersemangat. Setidaknya Malam ini saya awali dengan sebuah resolusi. Saya berhasil melawan nafsu birahi saya untuk main, pacaran, nonton Gossip Girl, ngegame, or another devils yang biasanya sulit saya tolak. Saya senang. Sangat senang dan bersyukur (meski tadi saya lupa melakukannya, karena saya memulai malam ini dengan mood luar biasa untuk mencumbu skripsi lagi. Malam tadi, sebelum semuanya berubah, saya sangat bersemangat untuk bercinta dengannya. Dan saya telah benar-benar melakukannya (kali ini bukan pencitraan seperti yang sering saya bualkan di twitter, ngehehehe). Setidaknya saya dengan sangat bersemangat berhasil mengayunkan tangan untuk nyalain laptop, buka Ms. Word, dan mulai MENULIS ----> diBOLD karena bagian ini yang paling susyaah direalisasikan.
Meski hanya bertambah tiga paragraf yang tidak begitu berarti. Yo ben. Saya anggap ini pencapaian luar biasa setelah rentetan kemalasan yang telah menjuntai selama tiga minggu lebih! (What Tje Fuk! saya baru bener2 sadar ternyata saya vakum dari skripsi selama tiga minggu lebih. TIGA MINGGU BOK! ini sama dengan SATU BULAN dikurangi seminggu. Oh maafkan saya Ibu, Tuhan, dan diri saya sendiri. Kasian.)
Meski hanya bertambah tiga paragraf yang tidak begitu berarti. Yo ben. Saya anggap ini pencapaian luar biasa setelah rentetan kemalasan yang telah menjuntai selama tiga minggu lebih! (What Tje Fuk! saya baru bener2 sadar ternyata saya vakum dari skripsi selama tiga minggu lebih. TIGA MINGGU BOK! ini sama dengan SATU BULAN dikurangi seminggu. Oh maafkan saya Ibu, Tuhan, dan diri saya sendiri. Kasian.)
Oke, ditengah tiga paragraf yang berhasil ditorehkan, lagi-lagi malam menggoda saya untuk bermain-main dengan pikiran. Dan lagi-lagi setan-setan selalu bergentayangan di malam hari. Setan bernama Twitter, facebook, juga blog ini. Tangan saya tergoda untuk tweeting, facebooking. BIARIN. Tweetting, facebooking, blogging are not NOTHING. Justru bagi saya ini adalah SOMETHING. Saya butuh, dan yang paling penting saya SENANG.
Well, bukan soc-med poin-nya. Tapi apa yang saya temukan ditengah napsu birahi berskripsi saya. Facebook (atau Tuhan?) menunjukkan saya sebuah fakta. Fakta yang terkait dengan masa lalu yang otomatis tidak romantis telah membuat saya galau. It must be about, my 4 years exboy. Stop. Don’t say his name. Si “don’t say his name” ini muncul dengan eloknya, dengan menggandeng sebuah wajah baru. Tidak kukenal. sedikit cantik, tapi sedikit mirip Lonthe yg dipungut dr pinggir jalan. I DON’T REALLY CARE!! And I didn’t need those jealousy.
Sudahlah. It was another devil. yang siap merusak masa depan yang tengah saya rangkai dari skripsi-ing malam mini.
IT WAS NOTHING!! Ini dari dalam hati ataukah sekedar sumpah serapah untuk lari dan meneguhkan kecemburuan saya? Toh saya tidak sanggup melawan setan ini. Saya dengan bodohnya menjadi stalker. Mengoreknya. Mengumpat sendiri. Menggalaukan diri sendiri. Dan yang paling menyebalkan, merusak mood skripsy-ing saya sendiri.
Ohh..YOU WERE FOOL, Rahma!!! What I was looking for? I’ve my own. I LOVE HIM. I LOVE HIM. Anything for you, abang.
Tebak saja, malam ini pun berakhir tidak menyenangkan, penuh ketakutan, kegalauan, dan kegagalan. Apakah seperti ini wanita? Begitu mudahnya jatuh, lari, berbohong, bahkan kalah oleh diri sendiri. TIDAK. Saya tidak mau menjadi wanita yang takut. Yang tidak bisa melawan dirinya sendiri. Yang hanya berujar namun minim realisasi. Karena hari ini Hari Kartini. Maka saya yakin, masih ada waktu setelah gelap. Malam ini saya gagal, tapi esok pasti akan terbit terang, jika saya MAU. Selamat Kartini-an!
No comments:
Post a Comment