Saturday, April 9, 2011

Dilema Sarjana : Bekerja atau Kuliah S2?

Anda boleh sedikit berbangga ketika lulus dan menyandang gelar sarjana. Eits, tapi tunggu dulu, banyak pilihan yang siap menghadang Anda setelah fase kelulusan itu Anda lalui, misalnya piliihan untuk bekerja atau melanjutkan kuliah ke jenjang S2. Dilema untuk memilih bekerja atau melanjutkan kuliah S2 ini yang kerap kali dialami banyak sarjana.
Para sarjana lulusan S1 ini sering dilanda kebingungan dalam menentukan nasib mereka selanjutnya. Pilihan untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 sama-sama menggiurkan. Dan masing-masing ada untung ruginya. Lalu mana yang lebih penting? Bekerja atau kuliah lagi? Pilihan ini bisa ditentukan sesuai dengan prioritas yang akan Anda kedepankan saat ini.

PETAKAN KEINGINAN DAN TUJUAN DENGAN JELAS
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil pilihan tepat yang akan ditempuh. Pertimbangan pertama biasanya dipikirkan berdasarakan tujuan yang ingin dicapai. Jangan sampai salah pilih, karena jika Anda salah melangkah maka Anda bisa sangat menyesal dan Anda tidak dapat menjalani pilihan tersebut dengan maksimal. Jadi petakan tujuan Anda dengan jelas sesuai dengan prioritas yang ingin Anda raih.
Jika Anda memilih untuk bekerja terlebih dahulu, beberapa faktor dibawah ini mungkin bisa menjadi pertimbangan bagi Anda.
Ingin Segera Membangun Karir
Pilihan bekerja terlebih dahulu bisa diambil jika seseorang ingin segera membangun karir. Anda bisa memutuskan untuk fokus pada pekerjaan dan mengoptimalkan performa kerja karena banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan fokus untuk bekerja terlebih dahulu. Misalnya dengan bekerja selama 2-3 tahun Anda sudah mampu menggali pengalaman kerja yang sangat berharga. Dengan bekerja, pemahaman akan dunia kerja bertambah, ketrampilan kerja meningkat, serta Anda juga mendapatkan bekal networking. Bekerja juga melatih Anda agar lebih taktis dalam mengambil keputusan, dan pengalaman ini akan sangat membekali proses belajar mengajar di jenjang S2, mengingat pendidikan S2 cenderung merangsang mahasiswanya untuk menjadi spsesialis yang menguasai aplikasi dan praktek kerja sesuai bidang yang ditekuni. Modal berharga ini tentu tidak bisa Anda peroleh bila Anda belum berpengalaman kerja. Selain itu, dengan bekerja terlebih dahulu, Anda akan mengetahui spesialisasi apa yang dibutuhkan di instansi, terlebih lagi jika Anda berniat untuk serius membangun karir di bidang tertentu.
Tuntutan Keluarga
Alasan lain yang paling sering dilontarkan para sarjana mengapa lebih memprioritaskan untuk bekerja terlebih dahulu adalah karena tuntutan keluarga. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya mendapatkan pekerjaan yang mapan setelah lulus kuliah dengan harapan agar mampu memberi kontribusi secara materi kepada keluarga. Hal inilah yang dialami oleh Nurlaela Setyawati, SIP. Sarjana lulusan S1 Ilmu Komunikasi UGM yang saat ini bekerja sebagai staff di Departemen Promosi dan Pengembangan Program PT. Taman Impian Jaya Ancol ini mengaku harus memutuskan untuk segera mencari pekerjaan setelah lulus kuliah, padahal saat itu tawaran beasiswa S2 di Belanda sudah di tangan. “Saya memutuskan untuk bekerja karena demi menopang keuangan keluarga yang pas-pasan, apalagi saya anak tertua sehingga orang tua menaruh harapan lebih pada saya”, tuturnya. Memang, tuntutan keluarga terkadang menjadi alasan yang paling sulit untuk dihindari. Lain pula yang diungkapkan oleh Aci Primasari yang saat itu ditemui di stand Office of International Affair Fakultas Teknik UGM saat Career Days VIII berlangsung. Aci memprioritaskan untuk bekerja dibandingkan melanjutkan jenjang S2 karena selain ingin mengembangkan ilmu dan ketrampilan melalui dunia kerja juga karena keinginan untuk segera menikah. “Setelah lulus kuliah, saya dan pasangan merencanakan untuk segera menikah, orang tua juga menuntut kami untuk segera menikah, sehingga kami bekerja dan bisa menabung untuk bekal financial ketika kami menikah nanti”, ungkap Aci.
Jenuh Kuliah
Empat tahun yang Anda jalani untuk menempuh jenjang S1 ternyata cukup membuat Anda jenuh. Anda harus berkutat dengan tugas kuliah dan buku-buku referensi setiap hari. Jika ini yang Anda rasakan, maka beristirahat sejenak dari rutinitas kuliah menjadi pilihan tepat. Dengan memutuskan untuk bekerja,  Anda bisa menemukan ritme kehidupan yang jauh berbeda dengan ketika kuliah. Meski bekerja juga tidak bisa menghindarkan Anda dari tugas-tugas, namun dunia kerja yang konon lebih menantang juga bisa membuat hidup Anda semakin berwarna.

Lain halnya jika Anda memprioritaskan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan S2. Berikut ini beberapa pertimbangan yang seringkali menjadi alasan para sarjana mengapa memutuskan untuk kuliah lagi setelah lulus S1.
Ingin Jadi Akademisi
Bertanyalah kembali pada diri Anda sendiri, apa tujuan Anda mengambil jenjang S2, terutama kaitannya dengan profesi yang ingin Anda geluti. Tidak semua profesi mengharuskan pendidikan S2 sebagai syarat utama.Namun jika Anda berniat untuk menjadi akademisi, maka Anda perlu menempuh jenjang ini. Pasalnya, untuk menjadi dosen atau peneliti, pendidikan S2 menjadi syarat utama yang menjadi pintu masuk Anda untuk menggeluti bidang tersebut. Selain itu, S2 memberikan Anda kesempatan untuk mempelajari ilmu yang lebih banyak dan mendalam, sehingga secara akademis kemampuan Anda meningkat.
Ada Kesempatan Beasiswa
Banyaknya tawaran beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang S2 memang kerapkali menjadi faktor menggiurkan yang sulit ditolak. Bagaimana tidak, beasiswa memberi kesempatan bagi Anda untuk  dapat bersekolah secara gratis. Apalagi, menurut Anisa Gita Srikandi, salah satu penerima beasiswa Erasmus Mundus, saat ini banyak sekali tawaran full scholarship untuk S2, terutama ke Jepang dan Belanda. Menurut wanita yang sekarang menjadi Dosen di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM ini, banyak Negara-negara maju yang menawarkan beasiswa penuh dengan sasaran negara-negara berkembang seperti Indonesia, sehingga peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk bersekolah di luar negeri sangatlah besar. Namun pertimbangkan dengan matang beasiswa yang akan Anda pilih.  Tidak semua beasiswa bersifat full scholarship, sehingga hanya bersedia menanggung sebagian dari biaya studi Anda. Jadi pertimbangkan kembali berapa banyak uang yang harus Anda persiapkan. Terlebih lagi jika beasiswa tersebut ditawarkan untuk sekolah di luar negeri, tentu biaya hidup yang akan dikeluarkan jauh lebih mahal dibandingkan di Indonesia. Pertimbangkan pula konsentrasi studi yang ditawarkan oleh beasiswa tersebut, apakah sesuai dengan minat, karakteristik, dan bakat Anda. Sebaiknya Anda memilih jurusan yang benar-benar sesuai dengan minat, agar mendekati life goal Anda. Nah, jika ada tawaran beasiswa yang menjamin pendidikan Anda secara gratis, dan pilihan jurusan pun sesuai dengan minat Anda, kenapa tidak? Manfaatkan kesempatan emas ini dengan sebaik-baiknya.
Ingin Ambil Spesialisasi Bidang Tertentu
S2 juga bisa menjadi jalan untuk mempelajari bidang tertentu secara lebih spesifik. Jika Anda ingin menjadi ahli di bidang tertentu maka studi S2 bisa menjadi pilihannya. Misalnya, jika Anda ingin menekuni profesi tertentu yang spesifik dan mensyaratkan pendidikan profesi. Seperti yang dialami Ayu Rizqia, tim psikolog di ECC UGM sekaligus announcer di sebuah radio swasta ini memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Magister Profesi Psikologi UGM karena berniat ingin mengambil profesi sebagai psikolog. Selain itu, bagi Anda yang sudah bekerja Anda, maka pilihan ini juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi saat itu. Apalagi dengan basic pendidikan yang lebih tinggi Anda tidak hanya memiliki modal wawasan keilmuan yang lebih luas, tapi Anda juga akan memiliki bargaining position yang lebih pula untuk posisi tersebut.

SEKOLAH = INVESTASI JANGKA PANJANG
Pilihan untuk sekolah lagi atau berkarir perlu dipikirkan dengan matang, karena masing-masing ada untung ruginya. Jika berkarir akan memberikan Anda modal pengalaman kerja, ketrampilan praktis, serta bekal networking, maka lain halnya dengan pilihan untuk sekolah lagi. Mengenai pilihan untuk sekolah lagi, Anisa Gita menyebutnya sebagai investasi jangka panjang. “Sekolah itu merupakan investasi jangka panjang, karena manfaatnya baru akan dirasakan kelak ketika Anda bekerja. Ilmu yang Anda dapat tidak akan sia-sia, dengan catatan ilmu tersebut sesuai dengan minat dan bidang yang Anda geluti ’’, paparnya.  Lebih lanjut Anisa Gita mengungkakan bahwa pilihan sekolah S2 juga akan meningkatkan bargaining position seseorang. Daya tawar yang tinggi ini juga akan mempengaruhi besarnya gaji yang akan Anda terima. Pasalnya, standar gaji yang diterima karyawan dengan background pendidikan S2 akan lebih tinggi dibandingkan level pendidikan di bawahnya.
Dari sisi masyarakat, pendidikan S2 juga akan meningkatkan status sosial Anda. Anda yang berpendidikan tinggi biasanya akan lebih dihargai di mata masyarakat. Namun, ada resiko yang harus Anda tanggung pula jika Anda memutuskan untuk menunda pekerjaan dan merelakan 2-3 tahun Anda untuk bersekolah. Uncertainty tentu menjadi besar ketika Anda belum mendapatkan pekerjaan. Inilah yang biasanya kerap ditakutkan banyak orang jika bersekolah dahulu.
Jika Anisa memandang sekolah sebagai investasi, maka lain halnya jika dilihat dari sudut pandang perusahaan. Banyak praktisi dari perusahaan-perusahan ternama memandang bahwa sekolah S2 bukanlah syarat dan kebutuhan mendesak untuk terjun ke dunia kerja. Menurut Indra Priyahutama, Employee Selection Officer HCD Departement PT PAMAPERSADA NUSANTARA, di dunia kerja S2 tidak menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak untuk saat ini. Karena perusahaan, terutama yang bergerak di industri pertambangan seperti PT. PAMA ini, lebih membutuhkan calon karyawan yang siap bekerja, bukan melihat berdasarkan tingkat pendidikannya. Terlebih lagi Indra mengungkapkan bahwa dalam pengembangan karir saat ini perusahaan melihat karyawan dari performance-nya bukan dari basic pendidikannya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Danisworo, Pejabat Sementara Reqruitment and Assessment BNI 46. Beliau menegaskan bahwa saat ini modal pendidikan S2 tidak terlalu penting untuk terjun ke dunia kerja. Menurutnya, pendidikan S2 belum tentu menjamin kompetensi sesorang dibandingkan yang berlatar pendidikan S1 atau D3. Bekal S2 tidak menjamin seseorang untuk lolos serangkaian test seleksi perusahaan, karena seleksi yang diterapkan di perusahaan ini adalah competence based test, bukan berdasarkan pendidikan formal.
Nah, dengan melihat beberapa faktor dan pendapat para pakar di atas, Anda mulai bisa menimbang-nimbang pilihan mana yang paling tepat untuk Anda ambil. Jika keduanya penting dan memberi manfaat bagi Anda, tidak perlu bingung. Anda bisa mengambil jalan tengah dengan cara bekerja sambil kuliah.(Rahma)

2 comments:

  1. tHANKS for Ur share sista. absolutely correct what you wrote. Ane mahasiswa S2 di UNS. Umur ANe 22 tahun. Bener bgt waktu yg diberikan nanggung. GUa sempet nglamar ke beberapa instansi cm mereka butuh e full timer person, g ada yg part timer gt. finally, ya gua ndiriin usaha sendiri aje buat sambilin S2 gt. Ya awal e babat alas gt, cm ALHAMDULILLAH sekarang dah kokoh. ya bokap sih pengen e focus on study dl,tp ya gmn kl cm study terus jg bosen. Pengen e cari pengalaman lain di luar bidang study gt. NI ane dah semester 2. pengen cepet2 nyelesaiin. kayak terpenjara ma ilmu sista. Temen2 q dah ngobrol e kerja, cuma gua masih ngobrolin research,,haduh dah g nyambung dach.

    ReplyDelete
  2. 90 % Mahasiswa Avia Nusantara Bekerja sebelum Lulus


    Sekitar 90 % mahasiswa Avia Nusantara sudah diterima bekerja diberbagai maskapai dan perusahan Ground handling yang tersebar di seluruh tanah air, baik nasional maupun internasional. Dari total 50 mahasiswa, 45 sudah bekerja sebelum lulus, sisanya masih OJT ( On The Job Training ) Hal ini diungkapkan Direktur Avia Nusantara, Andi Kurniawan SE MM,

    "Tingginya kebutuhan pramugari, pramugara dan ground staff setiap tahun seiring bertambahnya maskapai penerbangan baru nasional dan internasional, membuat mahasiswa Avia Nasantara selalu laris manis di terima bekerja di semua maskapai karena kurikulum pendidikan di Avia Nusantara yang ter up to date dan bagus." ujarnya yang dijumpai disela-sela acara seminar tentang Safety Penerbangan.

    Menurut Andi Kurniawan SE MM, "Selain ada jaminan 100% bekerja bagi mahasiswa-mahasiswi Avia Nusantara yang berprestasi, tiap Sebulan sekali maskapai penerbangan selalu meminta mahasiwa-mahaiswi kita untuk bekerja di perusahaan mereka, ini dikarenakan kurikulum pendidikan kita yang paling kompetitif di anatara semua sekoalah-sekolah sejenis yang ada."

    "kami optimis, target tahun ini semua mahasiswa-mahasiswi Avia Nusantara 100% bekerja sebelum lulus!" ucap pemuda 38 tahun ini dengan penuh semangat.

    sumber : http://www.aviation-avianusantara.co.cc/

    ReplyDelete